Screeding Waterproofing: Panduan Lengkap
Screeding waterproofing merupakan metode waterproofing yang efektif dan banyak diaplikasikan dalam konstruksi bangunan modern. Metode ini melibatkan aplikasi lapisan kedap air berupa screed, yaitu lapisan beton tipis yang diaplikasikan pada permukaan yang membutuhkan perlindungan dari air. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai pengertian, prosedur pelaksanaan, pertimbangan desain, perawatan, dan estimasi biaya screeding waterproofing.
Pengertian Screeding Waterproofing
Screeding waterproofing adalah teknik waterproofing yang menggunakan lapisan beton tipis (screed) yang telah dicampur dengan aditif khusus untuk menciptakan lapisan kedap air. Lapisan ini diaplikasikan pada permukaan seperti atap, lantai, dinding basement, dan balkon untuk mencegah masuknya air dan melindungi struktur bangunan dari kerusakan akibat rembesan air. Fungsi utamanya adalah melindungi struktur bangunan dari kerusakan akibat air, menjaga integritas bangunan, dan meningkatkan daya tahan bangunan secara keseluruhan.
Screeding waterproofing merupakan langkah penting dalam konstruksi untuk memastikan lantai terlindungi dari kelembaban. Pekerjaan ini menjadi fondasi yang kokoh, terutama jika Anda berencana menggunakan lantai berkualitas tinggi seperti lantai porselen , yang keindahannya akan terjaga lebih lama dengan perlindungan yang optimal. Pemilihan material screeding yang tepat dan pengerjaan yang presisi akan mencegah kerusakan pada lantai porselen akibat rembesan air.
Dengan demikian, investasi Anda pada lantai yang indah akan terlindungi dan berumur panjang. Oleh karena itu, jangan abaikan pentingnya screeding waterproofing dalam keseluruhan proses pembangunan.
Penerapan screeding waterproofing beragam, mulai dari bangunan perumahan, gedung perkantoran, industri, hingga infrastruktur seperti jembatan dan bendungan. Pada bangunan perumahan, misalnya, screeding waterproofing sering diaplikasikan pada atap datar untuk mencegah kebocoran. Pada gedung perkantoran, screeding dapat digunakan pada lantai basement untuk mencegah rembesan air tanah.
Perbandingan Metode Waterproofing
Metode | Keunggulan | Kekurangan | Biaya Estimasi (per m²) |
---|---|---|---|
Screeding Waterproofing | Tahan lama, fleksibel, relatif murah, mudah diaplikasikan pada area luas | Membutuhkan ketelitian dalam pengerjaan, rentan terhadap retakan jika tidak dikerjakan dengan benar | Rp 150.000 – Rp 300.000 |
Membrane Waterproofing | Mudah diaplikasikan, tahan lama, tersedia berbagai jenis | Biaya relatif lebih mahal, kurang fleksibel | Rp 250.000 – Rp 500.000 |
Waterproofing Coating | Aplikasi mudah, biaya relatif murah | Ketahanan terhadap air terbatas, membutuhkan aplikasi ulang secara berkala | Rp 100.000 – Rp 200.000 |
Catatan: Biaya estimasi dapat bervariasi tergantung lokasi, spesifikasi material, dan kompleksitas pekerjaan.
Material Screeding Waterproofing
Material yang umum digunakan dalam screeding waterproofing meliputi semen, pasir, aditif waterproofing (seperti admixture waterproofer), dan fiber reinforcement. Pemilihan material sangat penting untuk memastikan kualitas dan daya tahan lapisan kedap air. Aditif waterproofing berperan penting dalam meningkatkan kemampuan kedap air dari screed.
Prosedur Pelaksanaan Screeding Waterproofing

Source: com.sg
Proses pengerjaan screeding waterproofing meliputi beberapa tahapan yang harus dilakukan secara teliti untuk memastikan hasil yang optimal. Ketelitian pada setiap tahapan sangat krusial untuk mencegah kebocoran dan kerusakan di kemudian hari.
- Persiapan Permukaan: Pastikan permukaan bersih, kering, dan bebas dari debu, kotoran, dan material lepas.
- Aplikasi Primer: Aplikasikan primer untuk meningkatkan daya rekat screed pada permukaan.
- Pencampuran Material: Campur semen, pasir, aditif waterproofing, dan air sesuai perbandingan yang direkomendasikan oleh produsen.
- Aplikasi Screed: Ratakan screed secara merata dengan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi desain.
- Finishing: Lakukan finishing untuk menciptakan permukaan yang halus dan rata.
- Curing: Lakukan curing (pemeliharaan kelembaban) untuk memastikan screed mengering dengan sempurna dan mencapai kekuatan optimal.
Peralatan yang dibutuhkan meliputi mixer, sekop, alat perata screed, dan alat ukur ketebalan. Kontrol kualitas dilakukan pada setiap tahapan, mulai dari persiapan permukaan hingga curing. Masalah umum seperti retakan dapat diatasi dengan memperbaiki bagian yang retak dan melapisi kembali dengan screed.
Pastikan proses curing dilakukan dengan benar untuk mencegah retak dan penurunan kualitas screed.
Pertimbangan Desain dan Perencanaan
Perencanaan dan desain sistem screeding waterproofing harus mempertimbangkan beberapa faktor penting untuk memastikan keefektifan dan daya tahan sistem. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi pemilihan material dan metode yang tepat.
Kondisi lingkungan dan iklim, seperti curah hujan dan suhu, akan memengaruhi pemilihan material. Daerah dengan curah hujan tinggi membutuhkan material yang lebih tahan air. Sketsa desain sederhana penerapan screeding waterproofing pada atap datar dapat digambarkan sebagai berikut: Sebuah lapisan screed kedap air dengan ketebalan minimal 5 cm diaplikasikan secara merata di atas permukaan atap datar yang telah dipersiapkan. Kemiringan atap dirancang untuk memastikan air mengalir dengan lancar ke saluran pembuangan. Potensi risiko meliputi kesalahan dalam perencanaan, pemilihan material yang tidak tepat, dan pengerjaan yang kurang teliti. Checklist perencanaan meliputi pengecekan kondisi permukaan, pemilihan material yang tepat, dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
Perawatan dan Pemeliharaan Screeding Waterproofing

Source: keyvendors.com
Screeding waterproofing merupakan tahap penting dalam konstruksi untuk mencegah kebocoran dan kerusakan akibat air. Proses ini seringkali dipadukan dengan waterproofing pada bagian lain bangunan, terutama pada tembok. Untuk memastikan perlindungan menyeluruh, perhatikan juga waterproofing tembok yang berkualitas tinggi, seperti yang dijelaskan lebih lanjut di waterproofing tembok. Dengan penanganan yang tepat pada kedua area ini, yaitu screeding dan waterproofing tembok, ketahanan bangunan terhadap rembesan air akan meningkat secara signifikan, menjamin umur pakai bangunan yang lebih panjang.
Oleh karena itu, perencanaan dan pelaksanaan screeding waterproofing yang tepat sangat krusial.
Perawatan dan pemeliharaan jangka panjang sangat penting untuk menjaga daya tahan sistem screeding waterproofing. Tanda-tanda kerusakan seperti retakan, rembesan air, dan pertumbuhan jamur harus segera ditangani. Jadwal perawatan berkala yang direkomendasikan adalah pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali. Tips mencegah kerusakan meliputi membersihkan permukaan secara berkala, menghindari beban berlebih, dan melakukan perbaikan segera jika terjadi kerusakan.
Ilustrasi kerusakan umum: Retakan pada permukaan screed, biasanya disebabkan oleh pengerjaan yang kurang teliti atau perubahan suhu yang ekstrem. Solusi: Memperbaiki retakan dengan material yang sesuai dan melapisi kembali dengan screed.
Biaya dan Estimasi
Biaya total pengerjaan screeding waterproofing dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk luas area, spesifikasi material, dan kompleksitas pekerjaan. Estimasi biaya untuk berbagai skala proyek bervariasi. Tabel perkiraan biaya material dan jasa untuk area 100 m²:
Item | Kuantitas | Harga Satuan | Total Harga |
---|---|---|---|
Semen | 10 sak | Rp 70.000 | Rp 700.000 |
Pasir | 1 m³ | Rp 200.000 | Rp 200.000 |
Aditif Waterproofing | 1 botol | Rp 150.000 | Rp 150.000 |
Jasa Pengerjaan | 100 m² | Rp 100.000 | Rp 10.000.000 |
Total | Rp 11.050.000 |
Metode perhitungan biaya didasarkan pada harga material dan upah tenaga kerja di pasaran. Potensi penghematan biaya dapat dilakukan dengan memilih material yang berkualitas namun dengan harga yang kompetitif.