Definisi dan Jenis Floor Screeding
Floor screeding merupakan proses meratakan permukaan lantai dengan menggunakan campuran semen, pasir, dan air, atau material lain yang sesuai, untuk menciptakan permukaan lantai yang rata, halus, dan siap untuk menerima lapisan penutup lantai seperti keramik, ubin, parket, atau karpet. Proses ini penting untuk memastikan kestabilan dan estetika lantai bangunan.
Jenis-Jenis Floor Screeding
Terdapat beberapa jenis floor screeding yang umum digunakan, masing-masing dengan karakteristik dan penerapan yang berbeda. Perbedaan utama terletak pada material penyusun, kekuatan, dan waktu pengerasan.
- Screed Semen Pasir: Jenis screed yang paling umum dan ekonomis. Terbuat dari campuran semen, pasir, dan air. Cocok untuk area dengan lalu lintas sedang dan biaya rendah. Contoh penerapan: rumah tinggal, apartemen sederhana.
- Screed Anhydrit: Terbuat dari bahan dasar anhidrit, menawarkan waktu pengeringan yang lebih cepat dan permukaan yang lebih halus. Lebih tahan terhadap penyusutan dan retak dibandingkan screed semen pasir. Cocok untuk area dengan persyaratan tingkat kehalusan tinggi. Contoh penerapan: bangunan komersial, rumah mewah.
- Screed Self-Leveling: Merupakan campuran yang mengalir sendiri dan meratakan permukaan secara otomatis. Ideal untuk area yang membutuhkan permukaan yang sangat rata dan halus. Contoh penerapan: ruangan dengan lantai yang tidak rata, pemasangan lantai kayu.
Perbandingan Jenis Floor Screeding
Tabel berikut membandingkan tiga jenis screed yang telah dijelaskan di atas.
Jenis Screed | Keunggulan | Kekurangan | Estimasi Biaya (per m²) |
---|---|---|---|
Screed Semen Pasir | Ekonomis, mudah diaplikasikan | Waktu pengeringan lama, rentan retak | Rp 50.000 – Rp 80.000 |
Screed Anhydrit | Pengeringan cepat, permukaan halus, tahan retak | Harga lebih mahal, membutuhkan keahlian khusus | Rp 100.000 – Rp 150.000 |
Screed Self-Leveling | Permukaan sangat rata, aplikasi mudah | Harga paling mahal, membutuhkan permukaan dasar yang bersih | Rp 150.000 – Rp 250.000 |
Prosedur dan Tahapan Pelaksanaan Floor Screeding
Proses floor screeding melibatkan beberapa tahapan penting yang harus dilakukan secara cermat untuk memastikan hasil akhir yang berkualitas. Tahapan-tahapan ini meliputi persiapan permukaan, pencampuran material, aplikasi screed, dan perawatan pasca-aplikasi.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Floor Screeding
- Persiapan Permukaan: Membersihkan permukaan lantai dari kotoran, debu, dan material lepas lainnya. Perbaikan retakan atau lubang pada permukaan dasar.
- Pencampuran Material: Mencampur material screed sesuai dengan petunjuk produsen. Pastikan campuran homogen dan konsisten.
- Aplikasi Screed: Mengaplikasikan campuran screed secara merata dan sesuai ketebalan yang diinginkan menggunakan alat bantu seperti sekop atau mesin screed.
- Perataan Permukaan: Meratakan permukaan screed menggunakan alat perata seperti rule atau laser screed untuk memastikan permukaan yang rata dan halus.
- Finishing: Membersihkan sisa-sisa material dan melakukan finishing sesuai kebutuhan.
- Curing: Melakukan proses curing (pengembangan) untuk memastikan kekuatan dan daya tahan screed.
Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang dibutuhkan meliputi sekop, ember, rule, alat pengukur ketebalan, mesin mixer (jika diperlukan), dan material screed sesuai jenis yang dipilih.
Prosedur Pencampuran Material Screed
Campuran screed harus dibuat sesuai dengan rasio yang direkomendasikan oleh produsen. Air ditambahkan secara bertahap sambil diaduk hingga membentuk campuran yang homogen dan konsisten. Hindari penambahan air berlebihan karena dapat mengurangi kekuatan screed.
Poin Penting dalam Menjaga Kualitas Hasil Akhir
Pastikan permukaan dasar benar-benar bersih dan kering sebelum aplikasi screed.
Gunakan material screed yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan proyek.
Perhatikan rasio pencampuran material screed agar sesuai dengan spesifikasi.
Lakukan proses curing dengan benar untuk mencegah retak dan kerusakan.
Pertimbangan Teknis dalam Floor Screeding
Beberapa pertimbangan teknis perlu diperhatikan untuk memastikan hasil screeding yang optimal dan tahan lama. Pertimbangan ini meliputi ketebalan screed, kemiringan lantai, pemilihan material, dan pencegahan retak.
Ketebalan Screed yang Ideal
Ketebalan screed ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk kondisi permukaan dasar, jenis screed yang digunakan, dan beban yang akan ditanggung lantai. Ketebalan yang terlalu tipis dapat menyebabkan keretakan, sedangkan ketebalan yang terlalu tebal dapat meningkatkan biaya dan waktu pengerjaan. Sebagai contoh, screed semen pasir biasanya memiliki ketebalan antara 30-50 mm, sementara screed self-leveling bisa lebih tipis, sekitar 2-10 mm.
Floor screeding merupakan proses penting dalam konstruksi untuk menciptakan permukaan lantai yang rata dan kuat. Kualitas hasil screeding sangat bergantung pada campuran beton yang digunakan. Untuk mencapai kekuatan dan daya tahan optimal, seringkali dibutuhkan penambahan aditif beton yang tepat. Aditif ini dapat meningkatkan workability, kekuatan tekan, dan ketahanan terhadap retak pada lantai screed.
Dengan pemilihan aditif yang tepat, proses floor screeding akan menghasilkan lantai yang berkualitas tinggi dan tahan lama, sesuai dengan standar yang diharapkan.
Kemiringan Lantai (Slope)
Kemiringan lantai diperlukan untuk memastikan drainase air yang baik, terutama di area seperti kamar mandi dan dapur. Kemiringan yang tepat harus dirancang dan diimplementasikan selama proses screeding. Besarnya kemiringan bergantung pada area dan kebutuhan drainase.
Pemilihan Material Screed
Pemilihan material screed harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekuatan, ketahanan, waktu pengerasan, dan biaya. Screed semen pasir cocok untuk aplikasi umum, sementara screed anhydrit dan self-leveling lebih sesuai untuk aplikasi khusus.
Potensi Masalah dan Solusi
Potensi masalah dalam proses screeding meliputi retak, pengerasan tidak merata, dan permukaan yang tidak rata. Solusi untuk masalah ini termasuk penggunaan material berkualitas, pencampuran yang tepat, dan proses curing yang benar.
Pencegahan Retak pada Lantai
Retak pada lantai setelah screeding dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penyusutan material, beban yang tidak merata, dan perubahan suhu. Untuk mencegah retak, perlu diperhatikan beberapa hal berikut: Pastikan permukaan dasar benar-benar stabil dan bersih. Gunakan material screed berkualitas tinggi dan sesuai spesifikasi. Lakukan proses curing dengan benar dan konsisten. Aplikasikan screed dengan ketebalan yang tepat. Buatlah joint control (pemotongan kontrol) pada area yang luas untuk meminimalisir tekanan pada screed. Joint control ini berupa potongan-potongan kecil yang dibuat dengan alat khusus, sehingga retakan yang terjadi akan terkontrol dan tidak merusak estetika lantai.
Perawatan dan Pemeliharaan Lantai Setelah Floor Screeding
Perawatan dan pemeliharaan yang tepat setelah proses screeding sangat penting untuk memastikan daya tahan dan keindahan lantai. Proses ini meliputi curing, pembersihan, dan pencegahan kerusakan.
Panduan Perawatan Lantai Setelah Screeding
Setelah screeding selesai, lantai perlu dijaga agar tetap lembap selama periode curing. Pembersihan awal dilakukan setelah screed benar-benar kering. Hindari beban berat pada lantai selama periode curing.
Pentingnya Proses Curing, Floor screeding
Proses curing adalah proses pengembangan dan pengerasan screed. Proses ini sangat penting untuk memastikan kekuatan dan daya tahan lantai. Proses curing dapat dilakukan dengan cara menjaga kelembapan screed selama periode tertentu.
Potensi Kerusakan dan Pencegahannya
Potensi kerusakan meliputi retak, chipping (pecah kecil), dan perubahan warna. Pencegahan kerusakan dapat dilakukan dengan cara melakukan perawatan yang tepat dan menghindari beban berat pada lantai selama periode curing.
Panduan Perawatan Jangka Panjang
Perawatan jangka panjang meliputi pembersihan rutin, perlindungan dari goresan, dan perbaikan kerusakan kecil jika diperlukan.
Langkah-Langkah Perawatan Lantai
Bersihkan lantai secara teratur dengan sapu atau vacuum cleaner.
Hindari penggunaan bahan kimia pembersih yang keras.
Perbaiki segera kerusakan kecil seperti retak atau chipping.
Lindungi lantai dari goresan dengan menggunakan alas lantai atau karpet.
Perbandingan Biaya dan Estimasi
Biaya floor screeding dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk jenis screed, luas area, ketebalan screed, dan biaya tenaga kerja. Estimasi biaya dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan kondisi proyek.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya

Source: vecteezy.com
Faktor-faktor tersebut meliputi jenis material screed yang digunakan, ketebalan screed yang dibutuhkan, luas area yang akan dikerjakan, lokasi proyek, dan biaya tenaga kerja.
Estimasi Biaya untuk Berbagai Skala Proyek
Estimasi biaya untuk proyek kecil (misalnya, rumah tinggal) dapat berkisar antara beberapa juta rupiah, sedangkan untuk proyek besar (misalnya, bangunan komersial) dapat mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Perbandingan Biaya Berbagai Jenis Floor Screeding
Biaya screed semen pasir umumnya lebih rendah dibandingkan screed anhydrit dan self-leveling. Namun, screed anhydrit dan self-leveling menawarkan keuntungan dalam hal waktu pengerjaan dan kualitas permukaan.
Floor screeding merupakan proses penting dalam konstruksi untuk menciptakan permukaan lantai yang rata dan kuat. Kualitas hasil screeding sangat bergantung pada campuran beton yang digunakan. Untuk mencapai kekuatan dan daya tahan optimal, seringkali dibutuhkan penambahan aditif beton yang tepat. Aditif ini dapat meningkatkan workability, kekuatan tekan, dan ketahanan terhadap retak pada lantai screed.
Dengan pemilihan aditif yang tepat, proses floor screeding akan menghasilkan lantai yang berkualitas tinggi dan tahan lama, sesuai dengan standar yang diharapkan.
Tabel Perbandingan Biaya

Source: dreamstime.com
Jenis Screed | Ketebalan (mm) | Material (per m²) | Tenaga Kerja (per m²) |
---|---|---|---|
Screed Semen Pasir | 40 | Rp 40.000 | Rp 40.000 |
Screed Anhydrit | 30 | Rp 80.000 | Rp 70.000 |
Screed Self-Leveling | 5 | Rp 100.000 | Rp 50.000 |
Catatan: Harga di atas merupakan estimasi dan dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan kondisi proyek.
Komponen Biaya
Komponen biaya meliputi biaya material, biaya tenaga kerja, dan biaya peralatan. Biaya material mencakup biaya semen, pasir, anhidrit, atau material screed lainnya. Biaya tenaga kerja meliputi upah tukang dan pengawas. Biaya peralatan meliputi biaya sewa atau pembelian alat-alat yang dibutuhkan.